Info Tentang Karimun, Lengkap

Yuk mengenal Kabupaten Karimun, salah satu kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Perlu diingat Karimun disini bukan Karimun Jawa ya.

Kabupaten Karimun merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Kepri (Kepualauan Riau). Kabupaten Karimun merupakan suatu kabupaten yang terdiri dari berbagai pulau-pulau. Ada beberapa pulau yang besar yaitu Pulau Kundur dan Pulau Karimun. Pada uraian dibawah akan dibahas asal usul Karimun, sejarahnya hingga Karimun di masa kini. Yuk, mengenal Karimun.

Tugu Karimun yang terletak di Coastal Area, menjadi icon yang ramai dikunjungi
Tugu Karimun di Coastal Area,
 Instagram : Harist2502

Asal Nama Karimun


Setiap orang punya asal usul atau sejarah dirinya. Siapa nama lengkapnya, siapa orangtuanya, lahir dimana dan lain-lain. Sama seperti kita Karimun juga punya sejarah atau asal usulnya. Asal usul nama Pulau Karimun terdiri dalam 3 versi yaitu :

Cerita Pedagang Gujarat Yang Melihat Cahaya Di Gunung Jantan


Pada zaman dahulu Selat Malaka merupakan rute jalur perdagangan kapal-kapal dagang. Seperti yang diketahui bahwa di rute tersebut para pedagang sering sekali diganggu oleh lanun/perompak dilaut, akan tetapi hal tersebut tidak terjadi di Pulau Karimun. Pulau Karimun termasuk pulau yang aman sehingga banyak pedagang dari India Selatan atau Gujarat yang singgah di pulau ini. Para pedagang dari India Selatan atau Gujarat pada umumnya berdagang permata.

Kapal  yang Dihantam Badai
https://pixabay.com/en/ship-shipwreck-adventure-setting-1366926/


Pada suatu hari, ada salah satu kapal yang melakukan perlayaran di rute Selat Malaka mengalami musibah yaitu dihantam gelombang badai, hal tersebut menyebabkan terdamparnya kapal tadi di suatu pulau yang dikemudian hari dikenal dengan nama pulau Karimun Kecil atau Karimun Anak. Didalam kapal yang terdampar tersebut ada seorang pedagang yang  bernama Sech Jalaluddin yang beragama Islam. Dikarenakan kapal yang ditumpanginya tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa dan mengalami kerusakan yang amat parah, maka beliau terpaksa bermalam di pulau tersebut. Sudah menjadi kewajiban sebagai seorang muslim untuk taat kepada Allah swt salah satunya yaitu menjaga solat 5 waktu sehari semalam.

Tak terkecuali Sech Jalaluddin dan rombongan yang terdampar di pulau, apabila waktu Subuh telah tiba beliau beserta rombongan melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah melaksanakan shalat subuh Sech Jalaluddin berjalan sembari mengamati alam di pulau tersebut yang diciptakan oleh Sang Maha Kuasa. Tak berapa lama, pandangannya dikejutkan oleh cahaya menakjubkan yang berwarna kuning keemasan yang muncul dari gunung di pulau tersebut. Cahaya menakjubkan tersebut belum pernah ia lihat sebelumnya. Seketika itu ia melakukan sujud syukur kemudian setelah itu ia iringi dengan mengangkat kedua tangannya berdoa dan memuji kebesaran Allah swt sembari lisannya menyebut "Ya Allah Ya Karim ( Ya Allah yang Maha Mulia)".

Itulah asal muasal nama Pulau Karimun yang diambil dari Kata Karim yang memiliki arti Mulia. Gunung yang dilihat oleh Sech Jalaluddin tersebut, oleh warga tempatan biasa disebut dengan nama Gunung Jantan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat gunung ini memiliki penjaga atau penunggu. Panglime Itam begitulah namanya. Panglime Itam memiliki istri yang menjaga Gunung Ledang yang berada di Malaysia.

Berdasarkan cerita turun temurun di masyarakat, Gunung Jantan memiliki banyak misteri yang masih belum terbukti dan terpecahkan. Konon katanya terdapat Ikan Kertang yang sangat tua dan ditubuhnya tumbuh pepohonan. Di pepohonan tersebut banyak terdapat sarang burung layang-layang atau walet. Sarang burung walet ini memiliki kualitas terbaik. Hal lain yang tak kalah menarik adalah banyak hasil bumi yang tersembunyi dibawah Gunung Jantan seperti emas dan berlian. Dikabarkan apabila ada  penelitian mengenai pasir didaerah tersebut selalu ditemui bongkahan emas. Namun harta yang terpendam tersebut, tidak boleh diambil. Menurut warga tempatan hasil bumi tersebut memiliki kekuatan gaib.

Cerita Pedagang Gujarat Yang Meminum Air Sumur Tawar Di Dekat Pantai


Versi berikutnya dari asal usul nama nama Pulau Karimun tak lepas dari cerita pedagang Gujarat. Pada suatu ketika kapal-kapal pedagang dari Gujarat kehabisan air, bersamaan dengan hal tersebut para pedagang sedang melewati pulau ini. Lalu berlabuhlah mereka di pulau ini. Setelah berlabuh mereka mencari sumber air tawar untuk diminum, mereka pun mencari air tawar tersebut ke berbagai tempat di pulau itu. Walaupun sudah mencari, para pedagang tersebut tidak menemukan sumber air tawar yang mereka cari. Suatu ketika, sebagian dari pedagang tersebut menemukan suatu sumur ditepi pantai. Mereka pun mengambil air dari sumur tersebut, untuk memastikan apakah airnya asin atau tidak, karena sudah hal yang wajar apabila sumur ditepi pantai memiliki air yang asin. Akan tetapi, betapa terkejutnya mereka  saat mereka minum, air tersebut rasanya tawar dan baik untuk dijadikan air minum.

Sebuah Sumur Tua,
sumber : https://pixabay.com/en/fountain-old-stone-wall-wall-round-788430/

Dikarenakan rasa syukur dan bahagia yang tak terkira dari pedagang-pedagang Gujarat tadi, mereka pun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt dengan menyebutkan "Ya Allah Ya Karim" (Ya Allah yang Maha Mulia). Dari situlah kata Karimun berasal. Berdasarkan sumber informasi yang didapat dari informan, sumur tersebut hanya bisa dapat dilihat pada saat air laut surut, sebaliknya bila air laut sedang pasang maka sumur tersebut tidak tampak. Dan berdasarkan informan tadi, bahwa sumur tersebut masih ada sampai sekarang. Sumur tersebut berada disalah satu Desa di Pulau Karimun, yaitu Desa Pongkar Kecamatan Meral*. Sedangkan menurut penuturan nenenk penulis, sumur tersebut berada di kawasan Coastal Area sekarang didekat tanjung gelam/tanjung rambut.

Cerita Sepasang Suami Istri Bernama Karim Dan Maimun


Pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri. Sang suami bernama Karim dan si istri bernama Maimun. Menurut berbagai cerita yang berkembang di masyarakat, mereka inilah orang yang pertama datang di pulau ini dan karenanya nama mereka menjadi nama pulau Karimun. Akan tetapi kebenarannya belum dapat dipastikan.

Pasar Puan Maimun
Sumber : Google Maps, diambil oleh Ai Violan

Sepasang suami istri ini hidup bahagia, mereka juga disegani oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi suatu hari, musibah menimpa keluarga mereka. Bahtera keluarga mereka goyah dikarenakan "aib" dari perselingkuhan sang istri. Dikarenakan kemarahan yang amat sangat dari sang suami, sehingga ia pun menjadi murka dan menggampar Maimun istrinya sehingga jatuhlah Maimun beserta anaknya ke laut. Berdasarkan cerita masyarakat diyakini bahwasanya terjadilah nama Pulau Karimun Jantan(suami), Karimun Betina (istri) dan Karimun Anak(Anaknya).


Sejarah Karimun dari Dahulu Hingga Kini


Setelah kita membaca asal usul kata Karimun, ada hal yang dapat kita simpulkan bahwasanya Karimun merupakan merupakan wilayah yang dilalui oleh kapal-kapal pedagang terutama pedagang dari luar. Berikutnya akan dijelaskan sejarah Karimun dari dahulu hingga kini. Yuk, disimak.

Berada Dalam  Wilayah Kerajaan Sriwijaya.


Pada abad ke -13 Karimun termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berkuasa pada saat itu. Agama Budha juga mulai masuk pada masa yang sama. Di Desa Pasir Panjang terdapat prasasti yang membuktikan hal tersebut. Pada kurun waktu tersebut disebutkan, kapal-kapal pedagang yang berlayar sering melewati Karimun. Hal tersebut terus berlangsung hingga tahun 1414 Kerajaan Islam Malaka mulai menyebarkan pengaruhnya.

Wilayah Kekuasaan Sriwijaya
Sumber : Merdeka.com

Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis


Portugis berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511, bersamaan dengan hal itu Sultan Mansyur Syah, sultan yang memerintah pada masa itu. Mengeluarkan perintah larangan kepada keturunan raja-raja untuk tetap tinggal di Malaka. Beliau juga memerintahkan agar mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Maka muncullah Kerajaan Indrasakti, Indrapura, Indragiri dan Indrapuri. Rakyat Malaka yang tanahnya sudah jatuh ke tangan Portugis berpencar dan tinggal di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau, termasuk Pulau Karimun. Setelah Malaka jatuh, Kerajaan Johor mengambil alih peran Malaka. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah(1518-1521) hingga Sultan Ala Jala Abdul Jalil Ri'ayat Syah (1559-1591) Karimun dijadikan basis angkatan laut untuk menentang Portugis.

Istana Kesultanan Malaka
Sumber : Google Maps, Willy Kaemena

Dibawah Kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga


Karimun berada dalam kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga pada kurun waktu 1722-1784. Karimun berkembang pesat menjadi daerah perdagangan yang jaya pada masa pemerintahan Raja Ali Haji. Yang menjadi komoditi utama perdagangan di Karimun antara lain bahan tambang seperti: granit, timah, dll serta Gambir yang dihasilkan oleh Pulau Kundur.

Dileburnya Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu Menjadi Satu


Jauh sebelum ditandatangani Treaty of London telah terjadi peristiwa peleburan. Yaitu dengan dileburnya Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu menjadi satu dengan wilayah kekuasaan meliputi Kepulauan Riau, Johor, Malaka, Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Wilayah Riau-Lingga dengan Indragiri akhirnya disatukan menjadi sebuah Keresidenan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Karisidenan ini dibagi menjadi 2 (dua) Afdelling, yaitu : Afdelling Tanjung Pinang dan Afdelling Indragiri.

Kabupaten Karimun dan Kabupaten Kepulauan Riau

Logo Kabupaten Karimun

Sebelum menjadi Kabupaten, Karimun hanya berupa kecamatan dan merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kepulauan Riau. Hal yang mengatur ini terdapat pada Surat Keputusan Delegesai Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No.9/Deprt. menggabungkan diri kedalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau dieberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati Sebagai kepala daerah dengan membawahi 4 (empat) kawedanan sebagai berikut:
•         Kawedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan

•         Kawedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro

•         Kawedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang

•         Kawedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur


Terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah administratif kawedanan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan. Selanjutnya, Karimun diresmikan menjadi Kabupaten pada tahun 1999 berdasarkan UU No.53 Tahun 1999, yang dimana isinya Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 Kabupaten yaitu, Kabupaten Kepulauan Riau, Kabubapten Karimun, dan Kabupeten Natuna. Pada waktu itu, Kabupaten Karimun terdiri dair 3 (tiga) wilayah kecamatan, 6(enam) kelurahan, dan 24 (duapuluh empat) desa.

Berdasarkan Perda No.16 Tahun 2001 Kabupaten Karimun dimekarkan lagi menjadi 7(tujuh) wilayah kecamatan dengan 19(sembilan belas) kelurahan dan 25 (dua puluh lima) desa.
Setelah itu Karimun mengalami pemekaran menjadi 9 kecamatan dengan 22 (duapuluh dua) kelurahan dan 32 (tigapuluh dua) desa.


Terakhir pada Tahun 2012, berdasarkan Perda No. 02 Tahun 2012, bulan Juli 2012, wilayah Kabupeten Karimun kembali mekar menjadi 12 (dua belas) kecamatan, dengan 42 (empat puluh dua) desa dan 29 (dua puluh sembilan) kelurahan.

Kedua Belas Kecamatan tersebut adalah :
1.Kecamatan Karimun
2.Kecamatan Meral
3.Kecamatan Tebing
4.Kecamatan Kundur
5.Kecamatan Moro
6.Kecamatan Durai
7.Kecamatan Buru
8.Kecamatan Kundur Utara
9.Kecamatan Kundur Barat
10.Kecamatan Meral Barat
11.Kecamatan Belat
12.Kecamatan Ungar

Kecamatan yang berada di Pulau Karimun ada 4 yaitu, Kecamatan Karimun, Kecamatan Meral, Kecamatan Tebing dan Kecamatan Meral Barat.

Letak Dan Kondisi Geografis


Setelah membaca sejarah Karimun dahulu hingga kini, selanjutnya kita akan membahas tentang letak dan kondisi geografis dari Kabupaten Karimun.

Letak Koordinat


Kabupaten Karimun terletak di koordinat  00º24’36” LU sampai 01º13’12” LU  dan  103º13’12” BT  sampai  104º00’36” BT. Dengan wilayah laut yang berada didalam batas wilayah 4 (empat) mil yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas/atau ke arah perairan kepualauan. Hal ini diatur dalam UU No.22 tahun 1999 dan UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Wilayah Kabupaten Karimun termasuk wilayah yang strategis. Terutama pada sektor ekonomi. Kabupaten Karimun memiliki letak yang sangat strategis dengan dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Selain itu wilayah administrasi Kabupaten Karimun juga berbatasan dengan Kota Batam. Selain itu berdasarkan aspek geostrategisnya, Kabupaten Karimun ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB atau Free Trade Zone/FTZ). Walaupun tidak semua wilayah Kabupaten Karimun termasuk dalam FTZ. Perlu diketahui, selain Kabupaten Karimun ada tiga Kabupaten/Kota yang menjagi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas antara lain Sabang, Bintan dan Batam.

Batas-batas Kabupaten Karimun


Seperti sudah disinggung diatas, Kabupaten Karimun berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia. Berikut penjelasan lebih rinci tentang batas-batas Kabupaten Karimun.

Utara      :  Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia.

Selatan  :  Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan Kabupaten Lingga.

Barat      :  Kecamatan   Tebing Tinggi   (Kabupaten   Bengkalis)   dan Kecamatan Kuala Kampar (Kabupaten Pelalawan).

Timur    :  Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam).

Luas Wilayah


Setelah mengetahui batas-batas Kabupaten Karimun, kita akan dibuat bertanya-tanya seluas apakah Kabuapten Karimun ini?
Berikut uraian tentang Luas Wilayah Kabupaten Karimun.

Luas Total : 7.984 Km2
Luas Daratan : 1.524 Km2
Luas Lautan : 6.460 Km2

Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa luas lautan di Kabupaten Karimun kurang lebih 4 kali lipat luas daratan atau sekitar 80% luas Kabupaten Karimun terdiri dari lautan. Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena Kabupaten Karimun adalah Kabupaten kepulauan. Dari 12 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karimun, terdapat satu kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu Kecamatan Moro, dengan total wilayah sebesar 2.835,24 Km2 atau 35,51% dari total luas Kabupaten Karimun.
Berikut Luas wilayah kecamatan-kecamatan yang ada di pulau Karimun:

Nama Kecamatan Luas Wilayah(Ha)
1.Moro                        24.073
2.Kundur                      8.785
3.Karimun                    3.625
4.Meral                        2.535
5.Tebing                       5.171
6.Buru                         6.646
7.Kundur Utara              9.391
8.Kundur Barat          13.237
9.Durai                        3.571
10.Meral Barat             5.600
11.Ungar                      3.658
12.Belat                        6.865

Peta Kabupaten Karimun,
Google Maps

Keadaan Geografis


Kabupaten Karimun memiliki daratan yang landai serta dataran dengan ketinggian 2 hingga 500 meter dari permukaan air laut. Meskipun secara umum Kabupaten Karimun memiliki daratan yang landai, bukan berarti Kabupaten Karimun hanya terdiri dari daratan yang landai. Kabupaten Karimun juga memiliki tanah yang berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 hingga 500 meter serta kemiringan sampai 40°. Kabupaten Karimun memiliki Gunung dengan ketinggian 478 Meter, yang terdapat di Pulau Karimun. Gunung ini disebut Gunung Jantan. Gunung Jantan juga memiliki sumber mata air, dan sampai sekarang dimanfaatkan oleh masyarakat Karimun. Disamping daratan yang landai maupun daratan yang berbukit, pulau-pulau di Kabupaten Karimun juga memiliki rawa-rawa, dari penuturan diatas dapat kita ketahui bahwa Kabupaten Karimun termasuk salah satu perairan yang strategis karena  wilayahnya yang dekat dengan negara tetangga. Terutama wilayah Selat Malaka.

4 Azam Penggerak Kabupaten Karimun


Kabupaten Karimun dikenal dengan nama bumi berazam. Arti kata azam menurut KBBI memiliki dua makna yang pertama berarti teramat mulia dan yang kedua memiliki arti tujuan, cita-cita, atau maksud. Secara garis besar Kabupaten memiliki 4 azam yang merupakan cita-cita mulia dari Kabupaten Karimun. 4 Azam Kaupaten Karimun tersebut adalah:

1. Azam Peningkatan Iman dan Taqwa

Iman dan Taqwa merupakan landasan hidup, bagaimana kita dapat hidup dengan selalu menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini juga sejalan dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang maha Esa.

Tugu IMTAQ di Coastal Area
Instagram harist2502

2. Azam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Sebagai manusia kita tidak hanya dituntut untuk unggul dalam urusan akhirat saja, akan tetapi juga perlu unggul dalam urusan dunia. Salah satu hal agar kita dapat unggul di dunia ini adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia kita. Agar Sumber Daya Manusia kita dapat bersaing dan tidak tertinggal dalam menghadapi perkembangan zaman.

3. Azam Peningkatan Ekonomi yang Berdimensi Kerakyatan

Ekonomi merupakan sektor penting dalam kehidupan. Akan tetapi terkadang adakalanya  ekonomi bersifat kapitalis. Sistem ini membuat yang kaya menguasai semua sektor ekonomi sehingga membuat mereka yang kurang semakin kekurangan. Untuk itulah diperlukan peningkatan ekonomi yang berpihak kepada rakyat, bukan saja yang kaya tetapi juga mereka yang kekurangan.

4. Azam Pengembangan Seni dan Budaya

Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang
Patah tumbuh hilang berganti, takkan melayu hilang di bumi. Kalimat tersebut merupakan visi yang diwariskan oleh Legenda Tanah Melayu Laksamana Hang Tuah. Kalimat tersebut sangat tidak asing di Bumi Melayu manapun. Kalimat tersebut menunjukkan rasa optimisme seorang Laksamana Hang Tuah bahwasanya Melayu akan tetap eksis. Untuk mendukung hal itu maka azam ke empat (4) Kabupaten Karimun berisi Azam Pengembangan Seni dan Budaya. Yang dimana seni dan budaya Kabupaten Karimun tak lepas dari budaya Melayu.

E. Transportasi di Kabupaten Karimun


Sebagai daerah kepulauan, moda utama transportasi di Karimun adalah kapal. Mulai dari kapal kayu, sampan maupun fiber. Kapal ini digunakan untuk moda transportasi antar pulau yang belum memiliki jembatan. Sedangkan untuk transportasi di pulau kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi baik mobil ataupun sepeda motor. Akan tetapi apabila ingin menggunakan moda transportasi umum seperti oplet atau angkot juga bisa digunakan walau rutenya terbatas. Masyarakat dari luar pulau Karimun yang memiliki urusan di pulau Karimun kebanyakan menggunakan transportasi ojek. Karena kemudahan dan askesibiltas dari ojek. Harganya pun tidak terlalu mahal dan masih bisa terjangkau oleh masyarakat.

Kapal yang Digunakan untuk Berpergian Melalui Pelabuhan Internasional
Instagram harist2502

Pada umumnya ada 2 pelabuhan utama di Pulau Karimun. Pertama Pelabuhan Internasional Tg.Balai Karimun, pelabuhan ini melayani keberangkatan ke Malaysia dan juga Singapura serta beberapa kota di dalam provinsi Kepulauan Riau seperti Tg.Pinang dan Batam, dan juga melayani transportasi antar provinsi yaitu Provinsi Riau. Untuk rute Malaysia, penumpang dapat memilih 2 rute. Rute pertama yaitu Tg.Balai Karimun - Kukup. Sedangkan rute kedua Tg.Balai Karimun-Johor. Untuk rute pertama diperlukan waktu kurang lebih 45 menit, sedangkan untuk rute Tg.Balai Karimun-Johor diperlukan waktu sekitar 90 menit. Di Johor kapal akan berlabuh di Puteri Harbour. Masyarakat Kabupaten Karimun pergi ke Malaysia dan Singapura dengan berbagai macam tujuan, mulai dari bekerja, bisnis, sekolah, mengunjungi sanak saudara atau hanya jalan-jalan serta berbelanja. Untuk harga kapal bergantung kepada kurs Rupiah terhadap Dollar Singapura dan juga Ringgit Malaysia.

Untuk keberangkatan Tg.Balai Karimun - Batam memiliki jadwal keberangkatan setiap jam. Mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Tg.Balai Karimun - Batam juga memiliki 2 rute. Tg.Balai Karimun-Sekupang dan Tg.Balai Karimun-Harbour Bay. Waktu yang diperlukan antara Tg.Balai Karimun-Batam kurang lebih 100 menit untuk rute Sekupang dan 110 menit untuk rute Harbour Bay.

Sedangkan untuk rute Tg.Balai Karimun-Tg.Pinang hanya memilki dua jadwal saja. Yaitu pagi dan siang hari. Sedangakan untuk keberangkatan ke provinsi lain, ada beberapa destinasi antara lain, Selat Panjang, Bengkalis, Dumai, serta Buton. Jadwal yang paling banyak adalah jadwal Tg.Balai Karimun-Selat Panjang. Hal dikarenakan banyak warga Selat Panjang, yang ingin bekerja di Malaysia akan melakukan transit terlebih dahulu di Pulau Karimun.

Untuk transportasi antar kecamatan di luar Pulau Karimun, masyarakat biasanya menggunakan pelabuhan KPK. Pelabuhan ini melayani rute Karimun-Selat Belia, Karimun-Durai, Karimun-Tg.Berlian serta pulau-pulau yang terletak diantara rute-rute tersebut. Untuk ke Pulau Kundur terdapat dua rute yaitu rute Karimun-Selat Belia dan Karimun-Tg.Berlian. Biasanya masyarkat akan memilih rute berdasarkan letak lokasi yang dituju. Apabila berdekatan dengan pelabuhan Selat Belia, maka akan dipilih rute tersebut. Begitu pula sebaliknya.

Pelabuhan KPK,
Sumber : Google Maps, Boedak Doesoen


Sedangkan untuk pulau-pulau di depan Pulau Karimun, masyarakat biasanya menggunakan pelabuhan rakyat/tradisional yang berada dibelakang ruko-ruko di Jalan Nusantara.

Bagi masyarakat yang ingin menyewa kapal juga tersedia. Harganya bergantung ukuran yang akan disewa, dan berapa lama akan disewa.

Selain kapal, moda transportasi yang baru ada di Kabupaten Karimun adalah pesawat. Pesawat ini melayani rute Tg.Balai Karimun-Pekanbaru dan juga beberapa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Maskapainya adalah Susi Air. Susi Air merupakan maskapai yang dimiliki oleh Menteri Susi Pudjiastuti. Susi Air dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation. Pada saat ini jadwal keberangkatan pesawat hanya dua kali dalam seminggu.  Pesawat dengan rute Tg.Balai Karimun-Pekanbaru, akan berangkat dari Bandara Haji Abdullah dan akan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Waktu tempuh hanya berkisar antara 45-50 menit. Pesawat yang digunakan bukan pesawat yang besar melainkan pesawat Caravan. Jumlah penumpang yang dapat diangkutpun terbatas yaitu sekitar 15 hingga 20 penumpang. Dikarenakan jumlah kursi yang terbatas, calon penumpang harus memesan tiketnya jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Karena banyak sekali masyarakat Karimun yang berminat dengan Susi Air ini. Apabila kita menggunakan moda transportasi laut, untuk sampai ke Kota Pekanbaru dibutuhkan waktu sekitar 4 hingga 5 jam. Hal ini dikarenakan rute yang panjang, yaitu dari Tg.Balai Karimun ke pelabuhan Buton Kabupaten Siak baru kemudian menggunakan transportasi darat. Sedangkan dengan pesawat hanya 45 menit saja.

Susi Air di Bandara Raja Abdullah
Sumber : Google Maps, Sapridin Sapridin

Itulah sedikit pembahasan tentang Karimun, mulai dari asal usul hingga moda transportasi. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. amin.

Sumber : http://disbud.kepriprov.go.id/asal-muasal-nama-karimun/
               Buku Kabupaten Karimun
               Dan lain-lain




Post a Comment for "Info Tentang Karimun, Lengkap"

 KLIK DISINI ===> LINK